Jumat, 23 Juli 2010

Multinational Company

MNC
Adalah perusahaan yang kegiatan bisnisnya bersifat internasional dan lokasi produksinya terletak di beberapa negara. Cabang di luar negri tidak hanya dimiiki oleh perusahaan induk tetapi juga operasi kegiatan cabang tersebut dikontrol dan diawasi oleh perusahaan induk.

Sifat MNC
Pendirian cabang di luar negri biasanya dilakukan dengan cara mendirikan perusahaan baru, ekspansi atau membeli perusahaan di luar negri. Tujuan dan motif MNC melakukan investasi langsung di luar negri juga berbeda. Ada MNC yang bermaksud untuk melakukan ekspansi secara vertikal. Perusahaan induk yang memproses lebih lanjut, mendirikan cabang di luar negri untuk menghasilkan input untuk diproses lebih lanjut oleh perusahaan induk. MNC dapat melakukan ekspansi horisontal dengan car mendirikan cabang di luar negri dengan melakukan kegiatan yang hampir sama dengan perusahaan induk.
Sebelum Perusahaan itu mempertimbangkan untuk menghasilkan barang di luar negri seyogyanya telah memiliki pengalaman di bidang bisnis internasional seperti misalnya ekspor barang hasil produksinya ke pasar internasional yang selalu menunjukan peningkatan.Perusahaan dapat pula melakukan penetrasi pasar dengan cara mengadakan perjanjian lisensi dengan perusahaan luar negri, misalnya untuk pemasaran produk menggunakan teknologi atau memakai nama perusahaannya.
Akhirnya perusahaan mempertimbangkan dapat tidaknya mendirikan cabang produksi di luar negri.Langkah ini perlu dengan perhitungan cermat menyangkut karakteristik dan tingkah laku konsumen serta pemerintah negara dimana cabang itu akan didirikan. Pertimbangan tersebut hanya sebagian kecil saja dari faktor sosial, budaya, dan politik yang dapat menyebabkan investasi di luar negri lebih riskan daripada di dalam negri. Oleh karena itu, keuntungan ekonomis investasi di uar negri harus cukup besar sehingga dapat mengimbangi resiko yang cukup tinggi.


Faktor yang mempengaruhi keputusan MNC
Untuk mudahnya kita anggap tujuan investasi di luar negri adalah mencari keuntungan maksimum dan penjualan maksimum. Dalam kaitanya dengan penjualan maksimum ,mendirikan cabang di luar negri dapat memperoleh eberapa manfaat, antara lain:
a. Apabila perusahaan tersebut telah melayani pasar luar negri melalui ekspor, mugkin diperlukan hubungan yang lebih dekat dengan langganan untuk mengetahui hubungan dan selera konsumen. Disamping itu cabang di luar negri dapat merupakan basis untuk memberikan pelayanan kepada konsumen.
b. Ekspor ke luar negri sering dihambat oleh kebijaksanaa tarif negara lain. Dengan mendirikan cabang di luar negri yang dapat mendirikan cabang di negara tersebut maka masalah hambatan tersebut dapat teratasi. Masalah lain yang terkait dengan ini adalah pengaruh perubahan kurs mata uang. Apabila nilai mata uang negara asal perusahaan mengalami apresiasi maka harga barang ekspornya akan naik, sehingga dapat menurunkan volume ekspornya. Masalah ini juga terseleseikn dengan adanya pembuatan cabang di luar negri. Apabila tujuan pendirian cabang di luar negri itu untuk mencapai keuntungan maksimum maka pertimbangan efisiensi biaya di berbagai negara menjadi pertimbangan utama. Banyak MNC tertarik untuk melakukan ekspansi ke negara yang upah buruhnya rendah, biasanya merupakan negara berkembang, terutama apakah produk yang dihasilkan tersebut sifatnya padat tenaga kerja. Spek tenaga kerja lain yang sering menjadi daya tarik MNC adalah kerajinan serta tidak seringnya terjadi pemogokan. Faktor biaya lain yang kerapkali dipertimbangkan adalah biaya transpor. Dengan membuka cabang biaya transpor dapat ditekan. Disamping itu pajak yang relatif rendah merupakan daya tarik bagi MNC.

Faktor Non-Ekonomi
Di samping faktor ekonomi yang mempengaruhi keputusan MNC untuk ekspansi, faktor sosial dan politik di negara yang dituju perlu diperhatikan. Sikap pemerintah kepada perusahaan asing perlu dipelajari. Negara penerima MNC sering mengadakan peraturan terhadap perusahaan asing. Aturan ini biasanya berupa pembatasan keuntunagn yang dapat dikirim ke perusahaan induk atau pengaturan mengenai keharusan menggunakan sebagian tenaga kerja dan bahan yang berasal dari negara penerima MNC. Jelas bahwa peraturan ini dapat menghambat perkembangan MNC. Oleh karena itu MNC terlebih dahulu mempelajari pengalaman sejarah kebijaksanaan negara penerima terhadap perusahaan asing sebelum perusahaan MNC tersebut melakukan ekspansi kesana. Hal yang tak kalah pentingnya adalah keadaaan politik negara penerima. Keadaan politik yang tidak stabil akan sangat mengganggu kegiatan MNC di negara itu.

Kekuatan bersaing MNC
Sumber kekuatan bersaing MNC dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. MNC dipandang sebagai perusahaan yang superior. Sifat transaksi internasional yang dilakukan adalah barangnya relatif sophisticated, sangat bervariasi, kompleks, penggunaan teknologi canggih dan dilakukan oleh beberapa perusahaan besar saja. Dalam keadaan demikian ini transaksi antar perusahaan dalam satu MNC (intrafirm) mungkin lebih efisien dibanding kontrak antar-pembeli dan penjual yang independent. Keuntungan inilah yang sering dikenal dengan nama “institusional comparative advantage” dari MNC.
b. MNC dipandang memiliki kekuatan monopoli yang diperoleh karena penggunaan teknologi melalui riset dan pengembangan. MNC dapat menyerap pengetahuan atau informasi dari dalam maupun luar negri tentang produk, proses produksi, marketing maupun manajemen.
c. MNC kadang disebut sebagai “perusahaan informasi” , yakni mengorganisir dan secara sistematis mengumpulkan informasi tentang perkembangan pasar, biaya dan teknologi melalui cabang-cabangnya di luar negri. Informasi ini secara terus menerus disebarkan ke semua cabang untuk dievaluasi dan diimplementasikan.
d. MNC biasanya dapat menikmati adanya skala yang ekonomis misalnya dengan cara melalui pemusatan seluruh mesin produksi pada suatu bagian tertentu dari proses produksi.
e. MNC juga memperoleh manfaat dari besarnya jaringan keuangan internasional. Ukuran serta tersebarnya letak geografis perusahaan memudahkan MNC mencari sumber dana internasional.
f. MNC sering mempunyai monopoli pemasaran baik melaluiintegrasi horisontal maupun vertikal dan tidak jarang mereka melakukan perang hargaatau subsidi untuk merebut pasar.
g. MNC sering dapat menghindar dari kebijaksanaan tarif atau quota yang diambil oleh negara lain. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke negara yang menggunakan proteksi tersebut atau dengan melakukan transfer pricing dengan cabang di luar negri, yakni dengan menggunakan teknik pembuatan faktur sehingga keuntungan dapat ditransfer tanpa bisa terdeteksi.

Efek Global MNC
MNC akan mempengaruhi alokasi investasi antarnegara. Jumlah total investor dunia mungkin dapat naik dengan munculnya MNC apabila naiknya investasi di cabang luar negri tidak mengakibatkan turunnya investasi di negara asal. Umumnya menyimpulkan bahwa investasi di luar negri ini sebagai suplemen investasi di negara itu. Sebaliknya ada pula yang berkesimpulan bahwa investasi MNC tersebut menggeser pembentukan modal di negara yang didatangi. Oleh karena itu efek neto-nya terhadap investasi global masih dipertanyakan.
MNC dapat menimbulkan alokasi efisiensi produksi antar negara. Dalam kaitanya dengan ini ada dua macam efisiensi yakni efisiensi alokasi dan efisiensi operasi. Yang Pertama, efisiensi alokasi dapat dijelaskan sebagai berikut: proses produksi MNC dipecah-pecah menjadi proses yang relatif kecil diletakan di beberapa negara dengan dasar haraga faktor produksi, perbedaan biaya angkut dan kebijaksanaan proteksi. Dengan dukungan informasi yang komplit, dan proses pengambilan keputusan yang tepat maka proses produksi yang dijalankan akan lebih baik dan efisien sehingga dapat mendorong adanya spesialisasi antarnegara.
Sebagai tambahan, MNC mungkin dapat menaikan efisiensi. Pertama, hal ini dapat timbul karena adanya persaingan. Dengan masuknya cabang MNC di suatu negara akan mendorong persaingan dengan perusahaan lokal sehingga efisiensi cenderung meningkat dan mengurangi monopoli. Namun tidak jarang MNc melakukan kebijaksanaan harga yang rendah untuk mematikan saingan sehingga dapat mengarah ke monopoli. Lagi pula MNC mungkin dapat mempengaruhi pemerintah sehingga mendapatkan perlakuan khusus dalam pemasaran produknya. Aspek kedua dalam kaitanya dengan persaingn adalah skala perusahaan ekonomis yang timbul karena semakin besarnya perusahaan atau karena sentralisasi satu kegiatan untuk seluruh cabang, misal riset dan pengembangan, pengelolaan valuta asing atau perencanaan perusahaan.
Meskipun MNC dapat mendorong efisiensi, namun kegiatan mereka dapat menimbulkan dampak negatif. Pertama, seperti telah dijelaskan diatas bahwa MNC justru dapat menimbulkan monopoli sehingga alokasi sumber daya kurang optimal. Kekuatan pasar MNC mungkin dapat merupakan alat menghambat pesaingnya yang tidak memiliki keunggulan dalam pasar input, produk ataupun keuangan. Ketiga, MNC kadangkala dapat mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah negara induknya ataupun negara tempat lokasi baru. Keempat, dari aspek global, karena MNC itu lebih fleksibel maka mereka sering dapat menimbulkan adanya biaya eksternal bagi perekonomian dunia misalnya, MNC dapat dengan mudah memindahkan pabrik yang menimbiulkan polusi dari negara asal ke negara yang kurang ketat aturan tentang polusi. Apabila dampak lingkungan ini merembet ke negara lain maka dunia secara keseluruhan akan menderita kenaikan biaya sosial.
Akhirnya, dapat dikatakan bahwa MNC dapat mempunyai dampak positif maupun dampak negatif terhadap kesejahteraan secara global. Dengan kapasitasnya untuk dapat memobilisasi sumber daya dan fleksibilitas yang dimiliki maka MNC tidak hany dapat menaikan efisiensi alokasi dan operasi saja tetapi dapat juga mendorong investasi dan perubahan teknologi. Namun demikian MNC dapat berdampak negatif. Apakah dampak positif itu sama besarnya dengan dampak negatif masih belum pasti.

1 comments:

firman mengatakan...

terima kasih, sangat memberi wawasan

Posting Komentar