Minggu, 17 Juli 2011

Customize windows 7 using Window 8 Theme

Customize windows 7 using Window 8 Theme



Windows 8 atau next gen dari windows 7 sudah lama rilis meski masih versi beta. Tampilan yang baru menjadi pemikat utama setiap OS yang masih baru. Beberapa perubahan dari UI windows 7 sudah tampak terlihat pada windows 8. Dan mulai banyak pula yang tertarik untuk migrasi ke OS baru tersebut atau setidaknya menjajal tampilan baru OS yang nantinya akan rilis pada 2012 nanti.

Nah, tutorial kali ini akan mengajari merubah tampilan windows 7 menjadi windows 8 yang masih beta.

Ok, langsung saja
1. Download UX Theme Patcher
ekstract kemudian jalankan
pilih patch, jika diminta restart maka restart saja



2. Download tema windows 8 untuk windows 7
kemudian ektract dan tempatkan file hasil ekstract tadi pada
C:\Windows\Resources\Themes


3. Download wallpaper resmi windows 8 beta
lalu copy dan paste-kan di
C:\Windows\Web\Wallpaper



nah kemudian pada klik kanan pada desktop dan pilih personalize, klik tema windows 8.

4. untuk memperkeren lagi maka logon screen juga perlu dirubah, caranya download tweakslogon
lalu pilih change logon screen, dan pilih gambar yang tadi sudah di download



5. kalau masih kurang puas, bisa rubah start orb button.
caranya download Windows 7 Start Button Changer lalu download juga 10 sample orb-nya
jalankan programnya lalu klik orb nya lalu pilih orb yang ingin dipakai pada 10 sample orb-nya.



selesai

Sabtu, 16 Juli 2011

Pengawasan Intern Oleh APIP

Pengawasan Intern Oleh APIP

1. Pengertian dan Tujuan

Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.

2. Dasar Hukum:

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Permenpan Nomor 03 tahun 2008 tentang Standar Audit APIP

Permenpan Nomor 04 tahun 2008 tentang Kode Etik APIP

Perwujudan Peran APIP yang Efektif:



· Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah

· Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah; dan

· Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Penguatan Efektivitas Penyelenggaraan SPIP:

· -Menteri/ pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di Lingkungan masing-masing.

· -Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem Pengendalian Intern dilakukan:

- pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas keuangan negara

- pembinaan penyelenggaraan SPIP

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah terdiri dari:

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern

Inspektorat Provinsi

Inspektorat Kabupaten/Kota

Lingkup Tugas Pengawas Internal

1.BPKP

Melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

- Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

- Kegiatan kebendaharaan umum negara

- Berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara; dan

- Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden

2. Inspektorat Jendral : melakukan pengawasan seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian negara/lembaga yang didanai dengan APBN

3. Inspektorat provinsi : melakukan pengawasan seluruh kegiatan satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai dengan APBD Provinsi

4. Inspektorat Kabupaten/Kota: melakukan pengawasan seluruh kegiatan satuan kerja perangkat daerah kab/kota yang didanai dengan APBD kab/kota

Bentuk Pengawasan oleh APIP:

Audit : adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektivitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Reviu : adalah penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan

Evaluasi : adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasi suatu kegiatan dengan standar rencana, atau norma yang telah ditetapkan, dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan

Pemantauan: adalah proses penilaian kemajuan suatu program atau kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Kegiatan pengawasan lainnya: antara lain berupa sosialisasi mengenai pengawasan, pendidikan dan pelatihan pengawasan, pembimbingan dan konsultasi, pengelolaan hasil pengawasan, dan pemaparan hasil pengawasan.

Tujuan Standar Audit APIP

  1. Menetapkan prinsip-prinsip dasar
  2. Menyediakan kerangka kerja
  3. Menetapkan dasar pengukuran kinerja audit
  4. Mempercepat perbaikan kegiatan operasi
  5. Mendorong auditor untuk mencapai tujuan audit
  6. Pedoman dalam pekerjaan audit
  7. Dasar penilaian keberhasilan

Kewajiban APIP

  1. Menyusun Rencana Pengawasan
  2. Mengkomunikasikan dan Meminta Persetujuan Rencana Pengawasan Tahunan
  3. Mengelola Sumber Daya
  4. Menetapkan Kebijakan dan Prosedur
  5. Melakukan Koordinasi
  6. Menyampaikan Laporan Berkala
  7. Melakukan Pengendalian Kualitas dan Program Pengembangan
  8. Menindaklanjuti Pengaduan dari Masyarakat

STANDAR UMUM

1. Visi, Misi, Tujuan, Kewenangan dan Tanggung Jawab

Visi, misi, tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab APIP harus dinyatakan secara tertulis, disetujui dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi organisasi.

2. INDEPENDENSI DAN OBYEKTIFITAS

a. Independensi APIP

Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi.

b. Obyektifitas Auditor

Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya.

c. Gangguan Terhadap Independensi dan Obyektifitas

Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.

3. KEAHLIAN

  1. Latar Belakang Pendidikan Auditor

b. Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara.

  1. Kompetensi Teknis

d. Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi.

  1. Sertifikasi Jabatan dan Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan

f. Auditor harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education).

  1. Penggunaan Tenaga Ahli dari Luar

h. APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan.

4. Kecermatan Profesional

Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.

5. Kepatuhan Terhadap Kode Etik

Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan.

STANDAR PELAKSANAAN AUDIT KINERJA

1. PERENCANAAN

  1. Penetapan sasaran, ruang lingkup, metodologi, dan alokasi sumber daya
  2. Pertimbangan dalam perencanaan
  3. Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern
  4. Evaluasi atas ketidakpatuhan auditi terhadap peraturan perundang-undangan, kecurangan dan ketidakpatutan (abuse)

2. SUPERVISI

Pada setiap tahap audit kinerja, pekerjaan auditor harus disupervisi secara memadai untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan meningkatnya kemampuan auditor.

3. PENGUMPULAN DAN PENGUJIAN BUKTI

  1. Pengumpulan Bukti

Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, dan relevan.

b. Pengujian Bukti

Auditor harus menguji bukti audit yang dikumpulkan.

4. PENGEMBANGAN TEMUAN

Auditor harus mengembangkan temuan yang diperoleh selama pelaksanaan audit kinerja.

5. DOKUMENTASI

Auditor harus menyiapkan dan menata usahakan dokumen audit kinerja dalam bentuk kertas kerja audit. Dokumen audit harus disimpan secara tertib dan sistematis agar dapat secara efektif diambil kembali, dirujuk, dan dianalisis.

Kode Etik APIP

Maksud ditetapkannya Kode Etik APIP adalah tersedianya pedoman perilaku bagi auditor dalam menjalankan profesinya dan bagi atasan auditor APIP dalam mengevaluasi perilaku auditor APIP.

Tujuan Kode Etik adalah:

  1. mendorong sebuah budaya etis dalam profesi APIP;
  2. memastikan seorang profesional akan bertingkah laku pada tingkat lebih tinggi dibanding PNS lainnya;
  3. mencegah tingkah laku tidak etis, agar terpenuhi prinsip-prinsip kerja yang akuntabel dan terlaksananya pengendalian audit sehingga terwujud auditor yang kredibel berkinerja optimal dalam pelaksanaan audit.

Kode Etik APIP ini terdiri dari 2 (dua) komponen:

1. Prinsip-prinsip perilaku auditor

a. Integritas

  1. jujur
  2. berani
  3. bijaksana
  4. bertanggung jawab

b. Obyektivitas

  1. ketidakberpihakan profesional
  2. tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain

c. Kerahasiaan

  1. menghargai nilai & kepemilikan informasi
  2. tidak mengungkapkan tanpa otorisasi yang memadai

d. Kompetensi

  1. pengetahuan
  2. keahlian
  3. pengalaman
  4. keterampilan

2. Aturan perilaku yang menjelaskan lebih lanjut prinsip-prinsip perilaku auditor.

a. Integritas

  1. Jujur, teliti, bertanggung jawab dan sungguh-sungguh
  2. Kesetiaan
  3. Ketaatan perundang-undangan
  4. Mendukung visi dan misi organisasi
  5. Anti – pendiskreditan.
  6. Kerja sama
  7. Saling koreksi

b. Obyektivitas

  1. Fakta
  2. Tanpa benturan kepentingan
  3. Menolak pemberian

c. Kerahasiaan

hati-hati

Menjaga kepentingan organisasi

d. Kompetensi

Tugas

Kemahiran profesi, keefektifan dan kualitas

Menolak ketidaksesuaian tugas

Pelanggaran

a. tidak dapat diberi toleransi

b. tidak diperbolehkan memaksa

c. dilaporkan kepada pimpinan organisasi

d. ditangani oleh Badan Kehormatan Profesi

Sanksi atas pelanggaran

  1. teguran tertulis
  2. usulan pemberhentian dari tim audit
  3. tidak diberi penugasan audit selama jangka waktu tertentu.

Resume Singkat Materi Perkuliahan KSPK - UAS

Resume Singkat Materi Perkuliahan KSPK - UAS

Kepemimpinan

Kemampuan untuk mempengaruhi orang lain

Nilai lebih the true leadership

  1. Memperhatikan kepemimpinan pribadi
  2. Keseimbangan kepemimpinan pribadi dan publik
  3. Berpusat pada nilai-nilai luhur
  4. Memberdayakan diri dan orang lain
  5. Menekankan kelanggengan kepemimpinan

Kepemimpinan Publik

1. Memberikan Keteladanan : Integritas dan Inisiatif

2. Memberikan Setoran

1) Anda adalah “pelayan” orang lain

2) Mulai dari yang kecil

3) “Setoran” harus lebih banyak dari “penarikan”

4) Anda adalah “pelayan” orang lain

5) Mulai dari yang kecil

6) “Setoran” harus lebih banyak dari “penarikan”



3. Memiliki Kompetensi

1. Kembangkan Potensi/Bakat (melalui pendidikan, membaca dan menulis)

2. Sediakan waktu lebih lama untuk potensi/bakat

3. Lakukan pengembangan potensi/bakat dengan tekun

4. Mampu menjelaskan

C = Ceruk (fokus)

L = Logis (mudah dipahami)

E = Ekspresif (antusias dan energik)

A = Argumentatif (alasan yang kuat)

R = Runut (sistematis)

5. Memperhatikan Penampilan

1) Rapi dan Bersih

2) Keserasian model

3) Keserasian warna

4) Keserasian asesoris

5) Keserasian dengan suasana

Komunikasi Publik

3 Elemen dalam Pesan yang Efektif

  1. Jelas dan Singkat Padat – mudah dimengerti
  2. Memberikan kontras – membedakan Anda dari yang lain
  3. Disampaikan secara konsisten – sampai Anda bisa mendengarnya, terus menerus.

Pentingnya Bahasa

1. Berbicaralah dengan hati – gunakanlah bahasa yang berarti/biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Orang akan lebih menanggapi pesan-pesan yang bersifat positif daripada yang negatif.

3. Katakanlah kepada orang-orang apa yang mereka perlu ketahui dengan bahasa yang berarti/biasa digunakan dalam kehidupan mereka.

Kontrol Tubuh

1. Berdiri dengan sikap santai.

2. Menghadap pemirsa dengan sikap nyaman dan berat tubuh seimbang.

Gerakan Tubuh

1. Be Natural, gunakan gerakan tangan, langkah kaki, untuk memperkuat arti.

2. Lakukan sedikit gerak untuk sedikit audiens, cukup ekspresi wajah dan gerakan tangan. Jika audiens banyak, perbanyak gerak.

3. Untuk menjelaskan konsep abstrak, kurangi gerak dan bicaralah perlahan. Untuk topik ringan, perbanyak gerak.

Kontak Mata

1. Kontak mata yang dilakukan dengan baik akan membuat pemirsa merasa terlibat dan membantu Anda mengetahui reaksi pemirsa.

2. Pandang ruangan dengan mata Anda. Juga seluruh ruangan. Carilah wajah pemirsa yang ramah di depan, belakang, tengah, kiri dan kanan ruangan.

Mendayagunakan Suara

1. Sampaikan ide dengan volume suara yang didengar oleh seluruh audiens, pilih kata yang tepat, pelafalan yang jelas, dan intonasi yang sesuai.

2. Gunakan suara lantang untuk semangat, komando dan perintah. Suara lirih untuk hal penting.

3. Variasikan kecepatan bicara untuk meningkatkan kepentingan pesan Anda. Variasikan dengan jeda yang sering, irama yang mantap, dan kalimat yang pendek.

Intonasi

1. Di dalam sebuah pidato, suara pembicara bisa keras atau lembut. Intonasi dapat membuat penyampaian menjadi ringan atau serius, tajam atau berempati.

2. Jalannya pidato dapat bervariasi antara lambat dan cepat. Penggunaan JEDA menciptakan penekanan dan jeda juga merupakan hal yang natural dalam penyampaian pidato/pesan.

Melibatkat Audiens

1. Komunikasi perlu diadakan secara dua arah agar dapat saling memberi feedback.

2. Menyerap informasi hanya melalui pendengaran hasilnya kurang optimal.

Teknik Mengajukan Pertanyaan

1. Ajukan satu pertanyaan dalam satu waktu

2. Ajukan pertanyaan yang memungkinkan peserta menunjukkan kepandaiannya

3. Ajukan pertanyaan yang merangsang interaksi peserta

Teknik Berespon terhadap Jawaban Peserta

1. Perhatikan jawaban verbal dan non-verbal.

2. Variasikan respon untuk jawaban yang berbeda.

3. Puji jawaban yang benar.

Mengakhiri Pembicaraan

1. Simpulkan pembicaraan.

2. Akhiri dengan mengutip kata-kata bijak yang sesuai dengan tema Anda.

3. Jika ide Anda berupa ajakan, beri semangat melakukannya.

Etiket Nasional dan Internasional

Manfaat Etiket

  1. Mengajarkan kita untuk lebih disiplin dalam mewujudkan keharmonisan dan keserasian dalam pergaulan.
  2. Melatih kita akan adanya tenggang rasa serta peduli terhadap kepentingan orang lain.
  3. Memudahkan seseorang untuk menyesuaikan diri, luwes, bersahabat dan percaya diri

Etiket:

Diperlihatkan dan diterapkan di berbagai aspek kehidupan dan kegiatan dalam pergaulan internasional, baik dalam kegiatan dinas / resmi maupun dalam interaksi dengan masyarakat pada umumnya.

Mencerminkan citra diri pribadi serta citra bangsa dan negara

Tidak dapat dilepaskan dari:

1. sikap dan penampilan yang representatif,

2. kemampuan bahasa asing yang baik,

3. kemampuan gaul yang luwes

4. kesadaran dalam menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kepribadian bangsa dan negara.

Protokol dan etiket mempunyai peran saling menunjang dan merupakan faktor penting dalam tata hubungan dan pergaulan antar bangsa. Protokol perlu dilakukan dengan cermat guna terselenggaranya acara dan upacara berjalan dengan khidmat, tertib dan lancar. Etiket perlu diterapkan dalam berbagai aspek pergaulan internasional. Pada gilirannya keadaan tersebut akan meningkatkan saling pengertian dan saling menghormati serta membantu terbinanya hubungan dan kerjasama yang lebih erat.

Carrier planning



Dampak Kegiatan Penting-Mendesak (Kuadran I):

  1. Memperioritaskan jadwal daripada hubungan dengan orang
  2. Kurang luwes dan spontan
  3. Menimbulkan rasa stres dan bersalah
  4. Mengabaikan yang penting dan bermakna
  5. Mengabaikan visi hidup

Dampak Kegiatan Penting-Tidak Mendesak (Kuadran II)

  1. Meningkatkan komunikasi dengan orang lain
  2. Persiapan lebih baik
  3. Perencanaan yang mengarah pada visi dan misi
  4. Merawat diri dengan lebih baik
  5. Menangkap kesempatan-kesempatan baru
  6. Pengembangan Pribadi
  7. Pemberdayaan (empowerment)

Dampak Kegiatan Kuadran V/VI

  1. Mengabaikan yang penting dan bermakna
  2. Mengabaikan visi hidup
  3. Menimbulkan rasa stres
  4. Menimbulkan penyesalan
  5. Terjebak pada persoalan-persoalan kecil

Hubungan Waktu dan Karir :

  1. Tidak dapat kembali
  2. Cepat berlalu
  3. Momen yang berlalu belum tentu berulang

Urgensi Perencanaan Karir :

  1. Penyaluran potensi
  2. Aktualisasi diri
  3. Semangat dan produktif
  4. Sukses
  5. Bersyukur

Karakteristik Perencanaan Karir model Breaking The Time

  1. Keseimbangan hidup
  2. Orientasi Misi/Visi Peran
  3. Prioritas hubungan
  4. Pengembangan diri
  5. Toleransi Spontanitas/Peluang

Kiat Mengelola Karir

Jangka panjang:

  1. Tentukan misi dan visi hidup
  2. Tentukan peta kehidupan

Jangka menengah

  1. Tentukan peran hidup
  2. Tentukan target masing-masing peran dan indikator keberhasilannya

Jangka pendek

  1. Buat rencana bulanan/mingguan
  2. Buat rencana harian

Self Directed Change

Dalam melakukan self directed change, maka kita tidak dapat lepas dengan satu hal yang bernama kontrol diri. Kontrol diri dapat menjadi suatu kemampuan selama hal itu dipelajari dan dapat diperoleh dari hubungan kita dengan orang lain.

Pemahaman bahwa lingkungan ikut mempengaruhi, mengidentifikasi hal-hal apa yang ada di lingkungan yang ikut mempengaruhi tingkah laku kita. Altering the cues and consequences of behavior, misal seseorang yang ketagihan minum alkohol setiap pulang kantor “menandai” bahwa keinginan itu muncul jika ia pulang kantor lalu duduk-duduk santai. Maka ia harus mengurangi situasi seperti itu dan mulai melakukan kegiatan lain seperti olahraga sepulang dari kantor.

Positive Reinforcers : hal-hal yang dapat memperkuat munculnya tingkah laku. Contoh hadiah, pujian, perhatian, dll. Negative reinforcers : hal-hal yang dapat memperlemah munculnya tingkah laku dapat disebabkan karena memunculkan suatu ketidaknyamanan. Contoh : kritik yang berlebihan, rasa sakit, dll.

Hal itu merupakan suatu hal yang dapat menyenangkan untuk anda. Seberapa besar Reinforcers itu akan mempengaruhi anda? Jika makanan kesukaan tidak cukup mempengaruhi tingkah laku anda, maka sebaiknya hal itu tidak dipilih. Pilihan itu harus memiliki power atas tingkah laku anda.

How To Increase Your Self Control

· Menentukan tujuan/target behaviour

· Buat satu buah daftar mulai dari tingkah laku yang ingin kita rubah (negatif) sampai pada tingkah laku yang kita harapkan

· Masukkan pula frekuensi dan durasi dari tingkah laku – tingkah laku tersebut (baik sebelum maupun sesudah adanya perubahan)

· Buat suatu analisa mengenai konsekuensi dari tingkah laku-tingkah laku itu. Apakah itu semakin positif/negatif. Cari juga penyebab munculnya tingkah laku negatif tersebut.

· Buatlah reinforcer untuk meningkatkan tingkah laku positif atau mengurangi tingkah laku negatif.