[BAB 6] AUDITING : BUKTI AUDIT
Dalam audit, bahan bukti merupakan informasi yang digunakan auditor untuk menentukan apakah informasi kuantitatif yang sedang diaudit disajikan sesuai kriteria yang ditetapkan.
Perbandingan untuk membedakan bahan bukti:
• Tujuan penggunaan bahan bukti
• Sifat bahan bukti yang digunakan
• Pihak yang mengevaluasi bahan bukti.
• Kepastian dari kesimpulan berdasarkan bahan bukti
• Sifat kesimpulan
• Konsekuensi yang timbul akibat kesimpulan yang salah dari bahan bukti
Bahan Bukti Yang Menyimpulkan
Suatu bahan bukti dapat memberikan kesimpulan apabila :
1. Relevan, berkaitan terhadap tujuan pengujian auditor
2. Kompeten, menunjukkan tingkat dapat dipercayainya suatu bahan bukti
Kompetensi dapat diperbaiki dengan :
• Independensi penyedia data
• Efektifitas struktur pengendalian intern
• Pengetahuan yang diperoleh sendiri oleh auditor
• Kualifikasi orang yang menyediakan informasi
• Tingkat objektivitas
3. Kecukupan, jumlah bahan bukti yang diperoleh dibandingkan dengan besar sampel .
4. Ketepatan waktu, saat bahan bukti dikumpulkan, sedekat mungkin dari tanggal neraca.
Jenis Bahan Bukti Audit
Bahan bukti yang digunakan oleh auditor dalam prosedur audit terdiri dari :
• Pemeriksaan fisik .
• Konfirmasi .
• Dokumentasi .
• Pengamatan .
• Tanya jawab dengan klien .
• Pelaksanaan Ulang (Reperformance) .
• Prosedur analitis .
Efektifitas struktur pengendalian intern klien mempunyai pengaruh yang besar pada keandalan kebanyakan jenis bahan bukti. Jenis bahan bukti tertentu jarang mencukupi sendirian untuk memberikan bahan bukti yang kompeten untuk memenuhi satu tujuan
Prosedur Analitis
Adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan dan non keuangan termasuk perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor. Pelaksanaan prosedur analitis dapat dilakukan pada seluruh tahap, baik tahap perencanaan, tahap pengujian dan tahap penyelesaian
Alasan yang terpenting penggunaan prosedur analitis :
• Memahami bidang usaha klien.
• Penetapan kemampuan satuan usaha untuk menjaga kelangsungan hidupnya.
• Indikasi adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan.
• Mengurangi pengujian audit yang terinci.
• Saat.
Jenis Prosedur Analistis
1. Membandingkan data klien dengan industri sejenis.
2. Membandingkan data klien dengan data yang serupa pada periode sebelumnya
• Perbandingan antara saldo tahun berjalan dengan saldo tahun lalu.
• Membandingakan rincian total saldo dengan rincian serupa pada tahun sebelumnya.
• Membandingkan rasio dan hubungan persentase dengan tahun sebelumnya.
3. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh klien.
4. Membandingkan data klien dengan data yang diperkirakan oleh auditor.
5. Membandingkan data klien dengan hasil perkiraan yang menggunakan data non keuangan.
Baca Juga:
Bab 1 Auditing : Tinjauan Sekilas
Bab 3 Auditing : Etika Profesi
Bab 4 Auditing : Kewajiban Hukum
Bab 5 Auditing : Tujuan dan Tanggung Jawab Auditing
Bab 6 Auditing : Bukti Audit
Bab 13 Auditing : Test Penjualan dan Siklus Penagihan
Bab 14 Auditing : Audit Sampling for Test of Details of Balance
0 comments:
Posting Komentar